www.fokusnasional.id – Puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menggelar aksi damai di Kantor Bupati Tasikmalaya pada 19 Juni 2025. Aksi ini merupakan bentuk penekanan terhadap komitmen dan kesiapan pemimpin baru daerah tersebut dalam mengatasi persoalan yang selama ini diabaikan.
Mereka menuntut agar Bupati Cecep dan Wakil Bupati Asep tidak hanya berfokus pada agenda seremonial, tetapi juga mengambil langkah konkret untuk memperbaiki kondisi yang ada. Hal ini menjadi penting melihat situasi yang tidak kunjung membaik dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Eden, koordinator aksi, menekankan perlunya fokus dari pemimpin baru dalam satu periode kepemimpinan ini. Selain itu, mahasiswa juga menyoroti banyaknya masalah aset yang hingga kini belum terpecahkan, seperti aset Islamic Center yang masih menjadi tanda tanya bagi masyarakat.
Mahasiswa Mengingatkan Pemimpin Baru untuk Bertindak
Dalam unjuk rasa tersebut, mahasiswa mengingatkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dari pemerintah daerah. Mereka berharap Bupati dan Wakil Bupati dapat memberikan kejelasan mengenai aset yang selama ini terabaikan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Masalah infrastruktur juga tak luput dari perhatian. Aktivis mahasiswa menyatakan bahwa kondisi jalan di Kabupaten Tasikmalaya masih banyak yang berlubang dan terbengkalai. Ini tentunya berpengaruh pada akses pendidikan dan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.
Eden menambahkan bahwa perhatian terhadap infrastruktur menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Memperbaiki jalan yang rusak akan berdampak pada mobilitas warga, terutama bagi pelajar dan tenaga kesehatan.
Perhatian Terhadap Biaya Tak Terduga dalam Penanganan Bencana Alam
Salah satu permasalahan yang disoroti dalam aksi tersebut adalah penggunaan anggaran Biaya Tak Terduga (BTT). Menurut Eden, dana tersebut seharusnya digunakan secara efisien untuk membantu masyarakat yang terkena dampak bencana alam.
Kehabisan dana BTT bisa jadi berisiko bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan mendesak. Aktivis mendorong pemerintah daerah untuk merencanakan dan menggunakan anggaran secara bijak, sehingga tidak ada masyarakat yang terabaikan saat menghadapi situasi sulit.
Pentingnya alokasi anggaran yang tepat dan cepat dalam menangani bencana menjadi sorotan utama. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pemerintah untuk responsif terhadap kebutuhan masyarakat di waktu yang krusial.
Meningkatnya Kasus Kekerasan Seksual di Kabupaten Tasikmalaya
Tidak kalah penting, aksi ini juga menyoroti fenomena kekerasan seksual yang semakin meningkat di tahun 2025. Eden menyatakan bahwa pemerintah harus lebih proaktif dalam melindungi anak-anak dan remaja dari berbagai ancaman yang ada.
Pendidikan yang baik dan perlindungan terhadap anak-anak menjadi hal yang harus diutamakan untuk meminimalkan risiko tersebut. Aktivis menegaskan bahwa tindakan preventif sangat diperlukan dalam menghadapi masalah yang krusial ini.
Dengan adanya inisiatif yang nyata dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan anak-anak, diharapkan ke depannya kasus kekerasan seksual dapat ditekan dan kesejahteraan masyarakat dapat terjaga.