www.fokusnasional.id – Pentingnya menjaga keseimbangan ekologis di Jawa Barat menjadi sorotan utama dalam sebuah forum kerja sama regional. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menekankan bahwa tindakan preventif perlu diambil untuk menghadapi potensi krisis air dan energi, terutama yang berdampak pada Jakarta.
Dalam pertemuan di Hotel Borobudur, Jakarta, Gubernur Dedi Mulyadi menggarisbawahi bahwa sinergi antarprovinsi sangat diperlukan. Ia mengingatkan bahwa isu lingkungan harus menjadi prioritas dalam setiap aspek pembangunan.
Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama (FKD-MPU) yang dihadiri oleh Gubernur adalah inisiatif lintas provinsi. Anggota forum ini mencakup sepuluh daerah yang berkomitmen untuk meningkatkan pembangunan melalui kerjasama sektoral yang lebih efektif.
Kerjasama yang difokuskan tidak hanya terbatas pada aspek infrastruktur dan transportasi publik, melainkan juga pada isu-isu lingkungan yang mendesak. Dedi menegaskan, pelestarian lingkungan adalah kunci untuk keberlanjutan pembangunan di wilayah tersebut.
Pentingnya Pelestarian Ekosistem untuk Masa Depan Jakarta
Gubernur Dedi Mulyadi menyoroti kerusakan yang terjadi di wilayah hulu Jawa Barat. Kerusakan ini, jika tidak segera ditangani, akan memberikan dampak serius pada provinsi lain, termasuk Jakarta.
Dia juga menyebutkan Waduk Jatiluhur sebagai salah satu sumber air bersih utama bagi Jakarta. Namun, alih fungsi lahan dan aktivitas merusak lainnya telah mengancam keberlangsungan sumber daya tersebut.
“Kondisi Waduk Jatiluhur yang terancam harus segera mendapat perhatian. Jika tidak, Jakarta mungkin akan mengalami krisis air bersih di masa depan,” ujarnya dengan tegas.
Pembangunan yang tidak memperhatikan aspek ekologi akan berdampak negatif pada masyarakat. Oleh karena itu, tindakan rehabilitasi seperti reboisasi harus menjadi prioritas utama.
Ancaman Terhadap Sumber Daya Air dan Energi
Gubernur Dedi Mulyadi juga membahas ancaman lain yang muncul akibat kerusakan lingkungan. Potensi krisis tidak hanya pada air bersih, tapi juga energi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jakarta.
Saluran Tarum Timur dan Tarum Barat, yang mengalirkan air dari Waduk Jatiluhur, berfungsi vital untuk kebutuhan industri dan rumah tangga. Kegagalan dalam menjaga kelangsungan fungsi saluran ini dapat memicu krisis yang lebih besar.
“Gangguan pada sistem pengairan ini dapat berkaitan langsung dengan pengurangan pasokan energi,” tambahnya. Ini menunjukkan betapa pentingnya pemeliharaan infrastruktur dalam konteks lingkungan yang sehat.
Oleh karena itu, Dedi melanjutkan, kolaborasi kedua provinsi harus melampaui sekedar formalitas. Komitmen nyata dalam melestarikan lingkungan merupakan syarat mutlak untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Membangun Sinergi dalam Pembangunan Berkelanjutan
Dedi Mulyadi menekankan bahwa keberlangsungan pembangunan daerah tidak dapat terlepas dari pemulihan ekologis. Masyarakat dan pemerintah perlu bekerja sama untuk mencapai keseimbangan ini.
“Tanpa adanya keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dan pemulihan lingkungan, hasil pembangunan akan sia-sia,” tegasnya. Ini adalah pesan yang sangat penting bagi semua pemangku kepentingan.
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah mengintegrasikan program pelestarian lingkungan dalam setiap rencana pembangunan. Inisiatif ini diharapkan bisa mulai diterapkan secara konkrit di setiap daerah.
Masyarakat juga diharapkan lebih aktif berpartisipasi dalam program-program tersebut. Edukasi tentang pentingnya lingkungan dan berperan langsung dalam pelestarian menjadi langkah kunci ke depan.
Dengan demikian, upaya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan lingkungan menjadi tanggung jawab bersama. Hanya dengan cara ini, pembangunan yang berkelanjutan dapat terwujud dan krisis yang mungkin terjadi dapat dihindari.