Penamaan kawasan di Indonesia seringkali menyimpan makna mendalam dan kerap terkait dengan peristiwa penting serta tokoh legendaris. Contohnya, di Cimahi, terdapat daerah yang dikenal sebagai Leuwigajah. Nama ini bukan sekadar penanda geografis, tetapi juga menyimpan sejarah yang panjang dan kaya.
Bagaimana bisa sebuah nama tempat mengandung begitu banyak cerita? Ternyata, Leuwigajah memiliki kaitan erat dengan seorang tokoh berpengaruh dari abad ke-18 yang menginspirasi gelaran nama tersebut. Mari kita telusuri kisah penting yang membentuk lekatnya nama ini dalam kultur dan sejarah Indonesia.
Menggali Sejarah Leuwigajah Cimahi
Leuwigajah tidak dapat dipisahkan dari sejarah Batulayang, sebuah wilayah yang dulunya berada di bawah Bandung Induk. Batulayang dikenal sebagai kawasan yang subur dan strategis, dan menjadi rumah bagi seorang pemimpin yang diakui, yaitu Dalem Abdul Rahman. Ia adalah sosok signifikan yang menjabat antara tahun 1770 hingga 1779 Masehi.
Dalem Abdul Rahman bukanlah tokoh biasa karena ia dikenal memiliki kemampuan luar biasa yang mendatangkan legenda. Salah satu momen paling dikenal dalam sejarahnya adalah ketika kabar tentang kesaktiannya sampai ke telinga Sultan Palembang, Sumatera Selatan, yang tengah menghadapi masalah besar.
Palembang saat itu dilanda serangan kawanan gajah liar yang merusak pemukiman dan lahan pertanian. Sultan Palembang, putus asa, akhirnya meminta bantuan dari Dalem Abdul Rahman untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam keadaan terdesak, Dalem Abdul Rahman meninggalkan Batulayang dan berangkat menuju Palembang dengan penuh harapan dan tanggung jawab.
Misi Berhasil dan Mendapat Hadiah Spesial
Di Palembang, Dalem Abdul Rahman mengemban tugas tidak hanya dengan tekad, tetapi juga dengan keahlian yang dimilikinya. Berkat kebolehan saktinya, ia berhasil menjinakkan dan mengusir kawanan gajah liar yang selama ini menjadi ketakutan masyarakat. Keberhasilan tersebut bukan hanya menyelamatkan masyarakat, tetapi juga membuat Sultan Palembang terkesan.
Sebagai tanda penghargaan, Sultan Palembang memberikan sebuah hadiah yang tidak terduga, yaitu seekor gajah jinak. Gajah yang didapat oleh Dalem Abdul Rahman saat kembali ke Batulayang ini menjadi daya tarik tersendiri dan menambah nilai sejarah Leuwigajah.
Ketika gajah tersebut kembali ke Batulayang, masyarakat yang belum pernah melihat gajah merasa takjub. Kedatangan gajah yang langka ini menambah warna baru dalam kehidupan penduduk setempat.
Asal Usul Nama dari Tempat Mandi Gajah
Setelah memelihara gajah dari Palembang, Dalem Abdul Rahman sering mengajak hewan tersebut untuk menggembala. Salah satu tempat yang menjadi jalur rutin adalah wilayah yang dikenal sebagai Cimahi saat ini. Dahulu, area tersebut bernama Cilokotot dan merupakan padang rumput subur.
Salah satu lokasi yang menjadi titik persinggahan mereka adalah sebuah cekungan sungai yang dalam dan memiliki air jernih. Di sinilah Dalem Abdul Rahman rutin memandikan gajah yang ia pelihara. Aktivitas memandikan gajah di lokasi ini menjadi begitu terkenal sehingga masyarakat mulai menyebut tempat tersebut dengan nama Leuwigajah. Nama ini terus bertahan hingga sekarang.
Secara etimologis, “Leuwigajah” terdiri dari dua kata dalam bahasa Sunda, yaitu “leuwi” yang berarti lubuk dan “gajah”. Jadi, Leuwigajah dapat diartikan sebagai “lubuk tempat memandikan gajah”. Nama ini memiliki daya tarik tersendiri dan mengingatkan kita pada sejarah yang mendalam.
Cikal Bakal Nama Beberapa Kampung
Seiring berjalannya waktu, kampung di mana Dalem Abdul Rahman menggembala gajah menjadi dikenal luas. Masyarakat mulai menyebut tempat tersebut sebagai Kampung Gajah, yang kemudian terpecah menjadi dua nama, yaitu Kampung Gajah Mekar dan Kampung Gajah Eretan. Nama-nama ini terus diwariskan dari generasi ke generasi hingga kini.
Jejak sejarah Dalem Abdul Rahman masih bisa kita temukan dalam bentuk berbagai situs, salah satunya adalah makamnya yang terletak di Kampung Bojong Laja, Kutawaringin. Selain itu, terdapat juga makam Eyang Gajah Eretan dan Eyang Gajah Palembang di sekitar wilayah tersebut. Semua situs ini menunjang bukti bahwa sejarah Leuwigajah di Cimahi masih relevan dan berharga hingga saat ini.