www.fokusnasional.id – Penyanyi muda berbakat Stephanie Poetri telah mengejutkan banyak orang setelah resmi menikah dengan Asher Novkov-Bloom. Keputusan untuk tidak ingin memiliki anak, atau yang dikenal dengan istilah childfree, menjadi sorotan publik dan menuai berbagai pandangan di masyarakat.
Titi DJ, ibu dari Stephanie, mengungkapkan bahwa putrinya tidak pernah membicarakan niat untuk memiliki anak setelah menikah. Bagi Titi, keputusan ini adalah hak penuh bagi Stephanie dan suaminya untuk memilih jalan hidup mereka sendiri.
Pilihannya yang tidak konvensional ini membuat banyak orang bertanya-tanya, terutama mengingat tantangan dan harapan yang sering kali dihadapkan kepada pasangan baru. Titi DJ menyatakan bahwa yang terpenting adalah kebahagiaan keluarga mereka, terlepas dari pilihan untuk memiliki anak atau tidak.
Pandangan Titi DJ Tentang Keputusan Childfree Stephanie
Titi DJ menjelaskan bahwa keputusan Stephanie untuk tidak memiliki anak didasarkan pada pemikiran bahwa dunia sudah cukup padat dengan populasi manusia. Dalam wawancara, ia mengatakan, “Alasannya sudah banyak manusia di bumi ini, jadi mereka tidak ingin punya anak.”
Sebagai seorang ibu, Titi berkomitmen untuk mendukung keputusan anaknya. Ia menegaskan pentingnya memberi ruang bagi Stephanie dan Asher untuk menjalani kehidupan sesuai pilihan mereka. Titi juga menolak untuk menekan putrinya agar memenuhi ekspektasi sebagai seorang ibu.
Kebijaksanaan Titi DJ terlihat dalam sikapnya yang menghormati keputusan Stephanie. Ia percaya bahwa menciptakan kebahagiaan dalam keluarga adalah hal yang lebih penting daripada mengikuti norma sosial yang umum dilakukan. Kemandirian dan keberanian mereka merangkul pilihan ini menjadi bagian dari identitas mereka.
Memahami Fenomena Childfree di Masyarakat Modern
Pilihan untuk menjadi childfree mencerminkan pola pikir modern yang menghargai kebebasan individu. Seiring waktu, semakin banyak pasangan muda berani menjauh dari tradisi dan memilih aspek kehidupan yang mereka anggap tepat untuk diri mereka. Di kalangan selebritas, fenomena ini semakin terlihat.
Di Indonesia, meskipun mayoritas masyarakat memiliki pandangan berbeda, di negara lain filosofi childfree sudah dianggap lumrah. Fleksibilitas dalam memilih untuk tidak memiliki anak menjadi salah satu bentuk kebebasan yang banyak dibicarakan.
Alasan di balik keputusan ini beragam dan bisa mencakup perhatian terhadap lingkungan, masalah ekonomi, serta keinginan untuk mengejar karir. Dalam kasus Stephanie, keputusan ini mungkin juga berkaitan dengan karir musiknya yang sedang berkembang di dunia internasional.
Kehidupan setelah Menikah, Apa yang Selanjutnya untuk Stephanie Poetri?
Menikah pada 30 Mei 2025 di Beverly Hills Courthouse, Los Angeles, menjadi momen bersejarah bagi Stephanie dan Asher. Pernikahan tersebut terlihat sederhana, namun menciptakan suasana hangat dengan kehadiran keluarga terdekat.
Acara itu berlangsung sehari sebelum penampilan Stephanie di festival musik bergengsi, Heads In The Clouds (HITC) 2025, yang menjadi momen penting dalam karirnya. Perayaan yang intim ini mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan yang kental, meski tidak dimeriahkan dengan kemewahan.
Stephanie dan Asher memiliki dukungan penuh dari keluarga mereka, yang mengatakan bahwa perjalanan mereka baru dimulai. Keduanya tampak bahagia menjalani kehidupan sebagai pasangan tanpa memikirkan kehadiran anak dalam waktu dekat.
Refleksi Tentang Keputusan Childfree dan Masa Depan
Keputusan Stephanie untuk mengambil langkah childfree adalah hal yang penuh pertimbangan. Dalam pandangan banyak orang, anak adalah anugerah dan membawa kebahagiaan tersendiri dalam sebuah keluarga. Namun, setiap individu berhak memiliki pandangan yang berbeda.
Setiap pilihan yang diambil Stephanie adalah bagian dari kebebasan untuk menentukan jalannya sendiri. Meskipun terkadang bisa diselimuti oleh keraguan atau tekanan sosial, keputusan ini harus dihormati sebagai bagian dari hak asasi manusia untuk memilih.
Semoga keputusan ini akan memberikan kebahagiaan bagi Stephanie dan Asher, serta tetap membuka peluang untuk berbagai kemungkinan dalam hidup mereka di masa mendatang. Seiring kehidupan berlanjut, Stephanie akan terus berfokus pada karir dan pencapaian tanpa merasa tertekan oleh ambisi untuk memiliki anak.
